gilafilm

i think i wouldn't really consider myself a director. i still see myself as an audience member - an audience member who stepped behind a camera.

Sabtu, 31 Mei 2008

Friday in the end of the month

Akhir pekan. Tanggal tua. Duit pas-pasan.

Padanan kata yang pas buat jum’at di akhir bulan ini. Tanggal 30 Juni hari Jum’at tahun 2008. It’s unlucky day not suitable for important activities begitulah kata penanggalan dari kalender saya. Rasanya memang pas buat saya yang saat ini benar-benar tidak bisa ke mana-mana.

Saya jadi ingat ketika saya masih SMA dulu. Bila tanggal sudah menua dan persediaan pun mulai menipis, saya harus benar-benar bisa mengontrol diri untuk tidak sembrono dalam membelanjakan duit. Kalau dihitung-hitung duit yang saya punya memang tidak bakal pernah cukup sampai tanggal muda. Padahal, itu sudah merubah jadwal makan pagi menjadi makan siang dan makan siang menjadi makan malam dengan kualitas menu yang rendah dari biasanya.

Antisipasi ini kadang-kadang jebol juga bila saya meleset dalam perhitungan. Biasanya akhir-akhir bulan justru biaya tak terduga semakin tak terkira. Apalagi kalau akhir bulannya pas di akhir pekan wah benar-benar sulit untuk dibendung. Maklum, darah muda senantiasa bergejolak bila ada undangan teman-teman untuk weekend di suatu tempat. Saya benar-benar stress bila akhir bulan selalu jatuh pada hari-hari weekend. Kalau sudah begini, saya pun harus mengambil langkah seribu. Yaitu merayu kakak saya yang perempuan yang pada saat itu sudah kerja sebagai seorang bidan di rumah sakit negeri di kota Palu. Jika proposal disetujui maka suntikan dana pun mengalir, tapi bila tidak saya harus menghadap langsung dengan big boss alias Ayah saya sendiri.

Seperti biasa layaknya anak muda pada umumnya, jurus berbohong memang menjadi andalan utama dalam urusan ini. Meskipun jurus ini ampuh tapi lama kelamaan saya jadi nggak tega untuk senantiasa berbohong kepada Ayah saya. Mungkin karena sudah keseringan, jadi saya sadar sendiri dan memilih untuk berbicara jujur biar hati ini bisa tenang. ”jujur itu seperti obat, pahit tapi menyembuhkan” begitulah ajaran Ayah saya sewaktu kecil. Meskipun petuah ini selalu saya langgar tapi perlahan-lahan saya mulai sepakat dengan beliau.

Sekarang saya sudah kerja meskipun freelance di beberapa PH, tapi sensasi akhir bulan tetap saja masih terasa. Keinginan untuk berkahir pekan senantiasa terlintas dipikiran saya. Untung saja saya sudah terpisah dengan teman-teman SMA, jika tidak saya nggak tau harus mengajukan proposal ke siapa lagi. Dan yang pastinya saya bakal malu meminta ke kakak dan Ayah saya.